Carl Anderson and José Granados, Called to Love: Approaching John Paul II’s Theology of the Body, New York: Doubleday 2009, xii+260 hlm
Abstract
Melalui “Teologi Tubuh,” Paus Yohanes Paulus II memberikan suatu pandangan yang utuh mengenai manusia, jiwa dan tubuh. Beliau menjelaskan makna ilahi dari tubuh manusia dalam keutuhannya, suatu sumbangan yang besar bagi dunia yang tidak lagi menghargai tubuh manusia. Buku Called to Love yang ditulis oleh Carl Anderson dan José Granados mengajak kita untuk mendalami gagasan Yohanes Paulus II mengenai Teologi Tubuh. Tubuh berbicara mengenai Allah, mewah- yukan kebaikan dan kebijaksanaan Allah. Tubuh juga berbicara menge- nai kita, manusia, laki-laki dan perempuan, dan panggilan kita untuk mengasihi (hlm. vii). Pengalaman kasih merupakan dasar dari visi Yohanes Paulus II tentang manusia. Pengalaman kasih merupakan kunci untuk mendekati manusia dari dalam dan secara serius menanggapi persoalan-persoalan manusia. Kasih membawa manusia pada perjum- paan dengan yang lain, dengan yang ilahi, dan dengan kebaruan hidup (hlm. 11).
......................................................................
Buku ini terdiri dari tiga bagian. Pada bagian pertama, pembaca diajak untuk mendalami bagaimana kasih itu mewahyukan sesuatu kepada kita dan mengajak kita untuk mengikuti jalannya. Tubuh me- wahyukan kehendak Allah untuk saling mengasihi, sehingga mem- bentuk suatu persekutuan. “Inilah tulang dari tulangku, daging dari dagingku” (Kej 2:23), menandai perjumpaan kasih yang menyatukan. Paus Yohanes Paulus II menyebutnya “kesatuan asli” (hlm. 40). Dalam kesatuan itulah tampak identitas dan perbedaan satu sama lain (hlm. 44). Dalam relasi kasih laki-laki dan perempuan itulah semakin ditegaskan manusia sebagai gambar Allah. Maka persekutuan kasih itu juga sekaligus menampilkan gambar Allah Tritunggal sendiri. Bagian kedua berbicara mengenai kesulitan dalam mengikuti jalan kasih itu, tetapi Kristus memberikan kekuatan. Dosa manusia menyebabkan manusia terasingkan dari tubuhnya sendiri (hlm. 109). Hal ini mengakibatkan keretakan dalam macam-macam relasi yang terjadi antarmanusia. Namun demikian Kristus datang untuk menyembuhkan manusia dari ketidakmampuannya untuk mengasihi. Bagian ketiga berbicara me- ngenai bagaimana Kristus memimpin kita, baik yang hidup dalam per- kawinan maupun dalam keperawanan, kepada kepenuhan kasih di surga.
Buku ini pantas dibaca sebagai sebuah refleksi teologis-spiritual yang mengundang kita untuk menghargai tubuh manusia yang meng- ungkapkan diri manusia sebagai citra Allah yang dicintai oleh Allah. Pengalaman kasih yang benar akan membawa manusia membangun persekutuan dengan satu sama lain tanpa meleburkan identitas masing- masing. (Matheus Purwatma, Program Magister Ilmu Teologi, Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta).
DISKURSUS applies the Creative Commons license (CC BY). We allow readers to read, download, copy, distribute, print, search, or link to the full texts of its articles and allow readers to use them for any other lawful purpose. The author must be aware that the article copyrights will be fully transferred to DISKURSUS if the article is accepted to be published in the journal. Once the manuscript has been published, authors are allowed to use their published article under DISKURSUS copyrights. Full information about CC BY can be found here: https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/