Inspirasi, Abstraksi, Dan Historisasi Doktrin Trinitas
Abstract
Abstract: It is significant that the doctrine of Trinity, which was long pushed aside to the periphery of systematic theology, has made a comeback in recent years as a central and pivotal Christian doctrine. What is a new way to make sense of the teaching? How is the Trinity good news? How does faith in the Trinity inspire and motivate people to be an empowering community in Asia? The meaning of the affirmation that in the Christian faith God is tripersonal, known as Father, Son and Holy Spirit, is rooted in the devotion to Jesus and a Judeo-Christian experience of salvation. Methodologically speaking, it is opportune to move from a dogmatic and philosophical approach (faith seeking understanding) to the approach of faith seeking connections with God’s salvific plans. Eventually, the teaching on the Trinity will be further developed from a global (pastoral) perspective based on concerns for building a true human (ecclesial) community and for repairing social disintegrations caused by economic injustice, cultural maginalization and religious intolerance. Thus, the theology of “the Tripersonal God” is worth revisiting.
Keywords: Trinity, Tripersonal God, homoousios, paschal event, devotion to Jesus, faith seeking connections, unity and plurality, interreligious dialogue.
Abstrak: Doktrin mengenai Trinitas, yang cukup lama dipinggirkan dalam teologi sistematik, telah muncul kembali pada tahun-tahun terakhir ini sebagai ajaran Kristiani yang sangat penting dan sentral. Cara pendekatan baru manakah yang perlu digunakan supaya ajaran ini menjadi lebih masuk akal? Bagaimana ajaran tentang Trinitas dapat menjadi sebuah “kabar gembira?” Bagaimana iman akan Trinitas dapat memberikan inspirasi dan memotivasi orang untuk membangun sebuah komunitas yang memberdayakan di Asia ini? Makna dari afirmasi bahwa Allah adalah Tritunggal yang dikenal sebagai Bapa, Putra, dan Roh Kudus, berakar pada devosi kepada Yesus dan pada pengalaman Yudeo- Kristiani tentang keselamatan. Secara metodologis, sangatlah penting untuk beralih dari pendekatan dogmatik dan filosofis (iman mencari pemahaman) ke pendekatan iman mencari keterkaitan dengan rencana keselamatan dari Allah. Dalam artikel ini ajaran tentang Trinitas akan dikembangkan lebih lanjut dari sudut pandang keprihatinan pastoral global demi pembangunan sebuah komunitas yang benar-benar manusiawi, serta menjawab keprihatinan terhadap upaya menjembatani disintegrasi sosial yang disebabkan oleh ketidakadilan ekonomi, marjinalisasi kultural, maupun sikap agamawi yang tidak ramah terhadap kehidupan. Dengan keprihatinan tersebut, upaya meninjau kembali teologi mengenai “Allah Tritunggal” akan sungguh bermanfaat.
Kata-kata Kunci: Trinitas, Allah Tritunggal, homoousios (sehakikat), peristiwa Paskah, devosi kepada Yesus, iman menuntut keterkaitan, kesatuan dan keragaman, dialog antaragama.
DISKURSUS applies the Creative Commons license (CC BY). We allow readers to read, download, copy, distribute, print, search, or link to the full texts of its articles and allow readers to use them for any other lawful purpose. The author must be aware that the article copyrights will be fully transferred to DISKURSUS if the article is accepted to be published in the journal. Once the manuscript has been published, authors are allowed to use their published article under DISKURSUS copyrights. Full information about CC BY can be found here: https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/