Michel Foucault: Parrhesia (Truth-Telling) Dan Care Of The Self

  • Konrad Kebung (Institut Teologi dan Teknologi Kreatif Ledalero, Maumere, NTT) Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Ledalero, Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur

Abstract

Abstrak: Paper ini berbicara mengenai parrhesia, salah satu dari sekian banyak istilah teknis utama dari Michel Foucault. Parrhesia merupakan seminar terakhir yang didiskusikan Foucault di Universitas Calofornia di Berkeley, USA, di bawah judul: ‘Discourse on Truth: The Problemati- zation  of Parrhesia.’ Seri seminar ini  dan  seksualitas sebagaimana didiskusikan dalam History of Sexuality vol. 2 dan 3, berikut semua bahan kuliah  dan  interviu selama  dua  tahun terakhir sebelum kematiannya, dilihat sebagai puncak dari tiga jurus berpikir Foucault, terutama dalam hal ini jurus subyektivitas dan etika. Di sini terlihat, bagaimana manusia menyadari diri sebagai subjek bagi dirinya sendiri atau menjadi subjek etika.  Ini berarti  bahwa individu, berdasarkan kebebasan dan  kema- tangannya, secara praktis mampu berhubungan dengan dirinya sendiri (rapport a soi). Dengan itu, ia dapat disebut sebagai parrhesiast, yang tidak hanya menyampaikan kebenaran kepada orang lain, tetapi juga mampu menyampaikan kebenaran kepada dirinya sendiri. Dengan kata  lain, supaya bisa disebut sebagai parrhesiast, seorang individu harus memper- lihatkan dalam dirinya suatu hubungan erat antara apa yang ia katakan dengan apa  yang  ia perbuat. Teori dan  praktek selalu  harus berjalan beriringan. Seseorang boleh berbicara secara meyakinkan, namun ia juga harus bertindak dan berlaku benar dan baik.

 

Kata-kata kunci: Foucault, parrhesia, intelektual, subyek, etika.

 

Abstract: The paper presents one of Foucault’s many pregnant technical terms called πάρήσίά (parrhesia). Parrhesia is the main topic of his last seminar delivered at the University of California in Berkeley, USA, entitled “Discourse on Truth: The Problematization of Parrhesia.” These series of seminar and the issue of sexuality as discussed in his History of Sexuality vol. 2 and 3, added with all his lectures  and  interviews during the last two  years  before  his death, are  seen  as the  peak  of his three  axes of thought, namely the axis of subjectivity and  ethics. There, we see how humanbeing is aware of him/her self as subject of him/her own self or of being the subject of ethics. This means  that the invididual, based on his freedom and  maturity, is practically able  to relate  with  him/her self (rapport a soi). He is then to be called the parrhesiast, who not only tells the truth to other people, but also be able to tell the truth to him/her self. In other words, in order  to be a parrhesiast, an individual should show in his/her life a correspondence between what he/she speaks and what he/she does.  Theory  and  practice  should go hand in hand. One  can speak convincingly, yet is also to behave  well.

 

Keywords: Foucault, parrhesia, intellectual, subject, ethics.

 

Published
2018-04-09
How to Cite
Kebung, K. (2018). Michel Foucault: Parrhesia (Truth-Telling) Dan Care Of The Self. DISKURSUS - JURNAL FILSAFAT DAN TEOLOGI STF DRIYARKARA, 17(1), 1-29. https://doi.org/10.36383/diskursus.v17i1.181