16 November 2021
KOMUNITAS:
Dalam jangka waktu kurang dari dua bulan, civitas academica STF Driyarkara harus mengalami dua perpisahan. Perpisahan pertama terjadi pada tanggal 10 September ketika Rm. Vitus, panggilan akrab dari Dr. Vitus Rubianto Solichin, dilepas untuk menjalani perutusan baru sebagai Uskup Padang. Dr. Vitus mulai mengajar di STF pada tahun 2001 setelah lulus lisensiat dari Institut Biblicum Roma. Setelah enam tahun mengajar, beliau melanjutkan studi doktoral di Universitas Kepausan Gregoriana Roma dan menamatkannya pada tahun 2012. Semenjak itu, beliau kembali ke STF dan melanjutkan untuk mengajar Kitab Suci, khususnya Perjanjian Baru, di STF. Dr. Vitus yang juga adalah seorang imam Xaverian (SX) pada tanggal 3 Juli 2021 dipilih menjadi Uskup Padang menggantikan Alm. Mgr. Dogma Situmorang. Seperti yang kita tahu, beliau menerima tahbisan uskup pada 7 Oktober dan mengambil moto Misericordia motus, tergerak oleh belas kasihan. Ada cerita di balik layar yang menarik, yaitu bahwa Dr. Vitus sesungguhnya baru merasakan kelegaan karena sudah tidak menjadi anggota Dewan Provinsi Serikat Xaverian Indonesia dan sekarang dapat lebih fokus dalam kegiatan di STF. Tanpa disangka, ternyata tugas baru yang lebih besar diberikan.
Perpisahan kedua terjadi pada 2 November untuk melepas Dr. Hieronimus Dei Rupa, biasa disapa Rm. Hieron, yang akan menjalankan tugas baru di Roma. Dr. Hieron yang juga adalah seorang imam Fransiskan dipanggil oleh Jenderalat OFM untuk menjadi wakil sekretaris dalam bidang formasi. Dr. Hieron menyelesaikan studi doktoral di Universitas Kepausan Antonianum Roma pada tahun 2017 dan tahun itu juga kembali ke STF untuk mengajar di program studi filsafat. Beliau paling dikenal oleh para mahasiswa lewat kelas Filsafat Barat Modern di mana beliau selalu mendorong mahasiswa untuk berani berpendapat sebagai bagian dari budaya intelektual STF.
Memang tidak mudah untuk melepas seorang dosen mengingat dibutuhkannya tahun-tahun panjang proses pendidikan dan pengalaman untuk menghasilkan seorang dosen. Tentu STF tidak ingin kehilangan lebih banyak dosen lagi, tetapi saat perpisahan dengan Dr. Hieron, Prof. Magniz Suseno menyampaikan suatu refleksi menarik yaitu bahwa hal ini juga menunjukkan bahwa STF memiliki orang-orang berkualitas yang dibutuhkan juga pelayanannya di tempat lain untuk hal-hal yang lebih besar lagi.Hampir 95% Mahasiswa Internasional Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara merekomendasikan kepada siswa lain untuk belajar Filsafat di tempat kami.